AYAH PENYEMANGATKU
Secercah cahaya menyambut pagi nan hangat di desaku, mengantarkan beribu-ribu pohon tersenyum melambai-lambaikan dahannya, kicauan burung menari bahagia di pepohonan. Enam ekor kucing berkejar-kejaran diatas rerumputan, melihat mereka hatiku tersenyum senang. Mensyukuri nikmat Tuhan yang begitu agung. Sesaat kupandangi rumah ini, rumah tempatku tumbuh besar menjadi seorang gadis 19 tahun. Rumah yang baru sepekan ini aku lihat kembali setelah hampir dua bulan tak kukunjungi. Datang seorang lelaki usia 50 tahun dengan tangan kekarnya sambil membawa kayu bakar. Lelaki yang menjadi kepala keluarga dirumah kecilku ini. Dialah ayahku, seorang petani yang tekun bekerja tak mengenal siang dan malam. Seorang ayah yang mencintai anak gadisnya melebihi segala apa pun. "Nak, apa kamu mau melanjutkan sekolah kejenjang lebih tinggi? Jika kamu mau ayah dan ibu akan mencarikan biayanya, berapa pun itu. Asalkan kamu sekolah dengan sungguh-sungguh dan jujur, ayah dan ibu akan mendukungnya". "Hmmm…. Iya yah, aku mau. Itu keinginanku sejak awal yah, menyelesaikan study sampai jenjang yang tinggi". Aku tersenyum mengingat percakapan singkat itu setahun yang lalu. Percakapan yang berlangsung saat aku masih duduk di kelas 3 SMA 2 BENGKAYANG. Sebuah pertanyaan umum yang terjadi antara orangtua dengan anak-anaknya. Sebuah pertanyaan yang menjadi tonggak dan bekal ku hingga kini bisa menjadi seorang Mahasiswi di UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK. Walau masih setahun setengah aku menjadi seorang mahasiwi, namun inilah wujud dari jerih payah ayah ibuku. Mereka yang tak pernah lelah memberikan semangat dan dukungan padaku. Kembali ku ingat kata-kata nasehat ayah yang panjang lebar saat beliau tahu aku diterima di UMP. Kata-kata yang menjadi semangat dan motivasiku dalam belajar. Kata-kata yang sering terucap dari bibir tuanya. Kata-kata yang membuatku merasa berdosa saat kulupa dan lalai dari kewajibanku. "Nak, alhamdulillah kamu diterima di kampus impianmu. Ayah ikut senang mendengarnya. Sekarang dengarkan nasehat ayah. Ayah ingin kamu benar-benar jadi anak yang mandiri dan bertanggung jawab, jika 3 tahun lalu ayah menitipkanmu di kota orang yaitu kota bengkayang yang jaraknya tak terlalu jauh dari kampung sehingga ayah dan ibu bisa melihat keadaan dan kondisimu tiap minggu. namun sekarang tidak, jarak kampus dan rumah tidak dekat lagi. Ayah ingin kamu bisa menjaga sikap dan akhlakmu disana, hidup jauh dari orangtua jangan kamu jadikan kesempatan untuk hidup sesuka hatimu, ingat kamu itu anak perempuan, kamu adalah anak perempuan yang satu-tunya sekolah di jenjang yang lebih tinggi. Ayah tak ingin anak gadis ayah buruk masa depannya. Yang ayah dan ibu inginkan adalah anak ayah menjadi anak yang berbakti pada orangtua. ayah tak memintamu untuk menjadi insinyur, dokter, atau pun pengusaha kaya. Yang ayah minta hanya satu, jadilah orang yang jujur! Karena dengan jujur semua akan menjadi baik. Kamu anak ayah, masa depan ayah, kebanggaan ayah. Izinkan ayahmu ini merasa bahagia dan puas menikmati hasil jerih payahnya dalam mendidik anak gadis pertama dari adik-adikmu untuk menjadi anak yang berhasil dunia akhiratnya Nak…" Aku tersenyum mengingatnya. Sambil menghirup udara pagi yang sejuk aku tuliskan sebuah catatan cinta untuk ayahku. "Salam cinta dan sejahtera untuk ayah dan ibu. Aku ingin dunia tahu bahwa aku memiliki seorang hero yang super hero. Seorang ayah yang dengan watak kerasnya mampu mengantarkan anaknya menuju hari ini, hari yang menjadi tempatku berpijak dan tersenyum bangga untuk keluargaku. Ayah yang hanya seorang petani mampu membiayai pendidikan ruhani dan jasadi anaknya sampai jenjang universitas, terus dan terus berlanjut. Ayah yang tak pernah mengenal rasa malu dan lelah. Ayah yang dengan semangatnya membesarkan dan mendidik anaknya untuk menjadi seorang insan yang disiplin, jujur, dan amanah. Aku tak pernah malu menjadi anak ayah, anak seorang petani. Justru aku bangga memiliki seorang ayah yang memiliki semangat juang tinggi untuk pendidikan dan masa depan anaknya. Ayah yang menjadi suri tauladan bagi anaknya. Ayah….. aku berjanji, dengan segala kemampuanku aku akan berusaha untuk menjadi yang terbaik bagimu. Menjadi apa yang engkau mau. Ayah… engkau adalah ayahku, guruku, ustadzku, temanku, cintaku, bahkan engkau adalah presidenku. Terima kasih karena telah menjadi anakmu yah… doa restumu selalu aku minta. Kasih sayang dan cintaku selalu untukmu".
Minggu, 22 November 2015
Minggu, 08 November 2015
laporan praktikum mikrobiologi
LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PERCOBAAN
8
PEMANFAATAN
MIKROBA UNTUK PRODUK MAKANAN
NAMA KELOMPOK 1 :
BUDI UTOMO (
131630648)
EKA
NURCAHYANI ( 131630598)
MIA AUDINA
(131630436)
VIVI KOMALA
SARI ( 131630461)
UCI HARTATI ( 131630418 )
ULI IRWANDA
(131630677 )
LABORATORIOM
TERPADU
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHANMMADIYAH
PONTIANAK
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bakteri memiliki peran
dalam kehidupan sehari- hari , ada yang
berperan merugikan dan ada juga
yang menguntungkan bagi manusia. Bakteri yang menguntungkan bagi manusia yaitu
dalam bidang industry, makanan, kesehatan dan lain sebagainya. Dalam hal ini praktikan akan melakukan
percobaan tentang pemantaan mikroba untuk produk makanan. Bakteri dalam
kehidupan sehari- hari biasa kita jumpai
di dalam produk – produk makanan seperti
fermentasi yoghurt, fermentasi roti , fermentasi keju , asinan, dan lain- lain.
Percobaan kali ini praktikan akan
membuat yoghurt dengan starter yang berbeda- beda. Yoghurt merupakan bahan makanan yang berasal dari susu sapi ,
yang merupakan hasil pemeraman susu dalam bentuk mirip bubur atau es krim yang
mempunyai rasa agak asam sebagai hasil fermentasi oleh bakter- bakteri tertentu. Starter yang digunakan
dalam pembuatan yoghurt ini diantaranya menggunakan yoghurt dalam kemasan
kotak, yaitu minuman yoghurt yang
berfungsi untuk diet, fruit yoghurt, yakult, bio kul dan calpico. Starter
merupakan mikroba yang biasa digunakan dalam pembuatan yoghurt
Percobaan ini dilakukan agar praktikan
dapat mengaplikasikan pemanfaatan mikroba untuk pembuatan produk makanan. Selain itu, kita juga dapat mengetahui cara
pembuatan yoghurt dengan starter yang berbeda. Selain itu juga, dengan
dilakukannya percobaan ini kita dapat mengetahui faktor – faktor yang
mempengaruhi pada saat pembuatan yoghurt yang menyebabkan yoghurt tersebut
rasanya asam, pahit , manis dan lain sebagianya .
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang
yang didapatkan maka rumusan masalah dalam praktikum ini adalah:
1.2.1 Bagaimaana
praktikan bisa mengetahui aplikasi pemanfaatan mikroorganisme untuk pe
mbuatan
produk makanan
1.2.2. bagaimana
praktikan mampu membuat yoghurt.
1.3 TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan
dalam percobaan kali ini yaitu:
1.3.1. Agar
praktikan mengetahui aplikasi pemanfaatan mikroorganisme untuk pembuatan pro
duk
makanan
1.3.2. Agar
praktikan mampu membuat yoghurt
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian Yoghurt
Yoghurt merupakan minuman
hasil fermentasi dari susu. Flavour khas yoghurt terbentuk oleh komponen asam
laktat, sisa-sisa aldehida, diasetil, asam asetat dan komponen volatil lainnya.
Karakteristik yoghurt yaitu berupa cairan semiketal dengan kadar lemak susu
tidak kurang dari 3,25%, total padatan non lemak tidak kurang dari 8,25% dan
kadar asam tertitrasi (berupa asam laktat) tidak kurang dari 0,9% . Reaksi yang
menjadi dasar fermentasi susu ini adalah perubahan laktosa (gula susu) menjadi
asam laktat yang menyebabkan penurunan pH. Dan pada saat pasteurisasi dilakukan
pengadukan terus agar tidak terajadi denaturasi protein. Begitu pula pada saat
pendinginan tidak boleh banyak berbicara, dikarenakan yoghurt tak akan jadi dan
susu akan berbusa. (Buckle, 1987).
Mikroorganisme yang berperan adalah Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophillus yang keduanya merupakan bakteri asam laktat
(BAL). Bakteri Lactobacillus bulgaricus merupakan bakteri bakteri Gram
positif, berbentuk batang, katalase negatif, bersifat anaerobik/aerotolerant
homofermentatif, dengan suhu optimum pertumbuhan sekitar 40 – 45 oC. Kultur
starter Bakteri Asam Laktat (kultur starter laktat) dalam fermentasi susu dapat
didefinisikan sebagai biakan mikroorganisme yang diinginkan dan akan
menghasilkan perubahan-perubahan yang menguntungkan selama proses fermentasi
susu. Persyaratan utama bagi setiap kultur starter laktat adalah mengandung jenis
mikroorganisme yang diinginkan, mampu berkembang dalam kondisi yang diberikan
dan menghasilkan perubahan-perubahan yang diinginkan, dan bebas dari
kontaminasi (Fardiaz, 1992).
Yoghurt adalah
sebuah produk susu yang
dihasilkan oleh bakteri fermentasi susu.
Susu merupakan bahan makanan yang
mempunyai nilai gizi tinggi. Hampir semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh
kita terdapat dalam susu. Susunan yang sempurna ini merupakan media yang sangat baik bagi pertumbuhan organisme,
sehingga susu sangat peka terhadap kontaminasi mikroorganisme serta
sangat mudah menjadi busuk. Teknologi yang diterapkan untuk mengatasi keadaan tersebut, dengan meningkatkan daya guna susu
mencakup usaha-usaha untuk meningkatkan manfaat susu dengan cara
mengolahnya menjadi produk lain untuk dapat dipasarkan (
Reny,2010).
Fermentasi
dari laktosa menghasilkan asam laktat yang bekerja pada protein susu sehingga membuat yoghurt lebih padat serta memiliki tekstur dan aroma yang khas.
Umumnya yoghurt dibuat menggunakan susu sapi, namun ada beberapa yoghurt juga
menggunakan susu kedelai. Yoghurt memiliki
kandungan nutrisi yang baik untuk kesehatan. Fermentasi susu menjadi yoghurt dilakukan dengan
bantuan bakteri asam laktat yaitu Lactobacilus
bulgaricus dan Streptococcus thermophilus.
Dalam susu, L. Bulgaricus akan mengubah laktosa menjadi
asam laktat. Bakteri ini bersifat termodurik dan homofermentatif, dengan
suhu optimum untuk pertumbuhannya sekitar 450C.
Kondisi optimum untuk pertumbuhannya adalah sedikit asam
atau sekitarpH 5,5. S. thermophilus adalah bakteri grampositif ( Reny,
2010).
Beberapa keunggulan yoghurt adalah kaya protein, memiliki kandungan kalsium,
riboflavin, vitamin B6dan vitamin B12. Bahkan ada beberapa kelebihan yoghurt
yang tidak dimiliki oleh susu murni, diantaranya sangat cocok untuk dikonsumsi oleh orang yang sensitif terhadap susu
(yang ditandai dengan diare) karena laktosa yang terkandung pada susu
biasa sudah disederhanakan dalam proses fermentasi pembuatan yoghurt.
yoghurt dapat meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung bakteri baik,
sehingga secara otomatis dapat menyeimbangkan bakteri jahat yang terdapat dalam
tubuh. (Reny, 2010).
Selain
yoghurt dari susu sapi ada juga yoghurt dari susu kedelai yang dikenal dengan
sebutan soyghurt (yoghurt kedelai). Susu kedelai akhir-akhir ini lebih banyak
dikenal sebagai susu alternatif pengganti susu sapi bagi yang
tidak menyukai susu sapi dan alergi terhadap laktosa susu sapi.
Dibandingkan dengan susu sapi komposisi asam amino dalam protein susu kedelai
lebih rendah. Proteinsusu kedelai kekurangan jumlah asam amino metionin dan sistein,
namunkandungan asam amino lisin cukup tinggi (Purwitasari, 2009).
Pada pembuatan yoghurt dan soyghurt digunakan stater. Kultur
starter yoghurt/soyghurt atau biasa disebut starter atau kultur saja
adalah sekumpulan mikroorganisme yang digunakan dalam produksi biakan atau
budidaya dalam pengolahan susu seperti yoghurt atau keju. Kultur starter
yang dibiakan oleh manusia (sekarang umumnya dilakukan di laboratorium) dimulai
ketika orang mulai memisahkan gumpalan whey/ dadih atau krim yang didapat dari
proses fermentasi sebelumnya yang berhasil. Dan menggunakannya sebagai inokulan
atau starter untuk pembuatan produk selanjutnya. Dengan menggunakan
kultur starter ini dapat dihasilkan karakteristik tertentu yang lebih
mudah dikendalikan sehingga menghasilkan produk fermentasi yang diinginkan.
kultur dapat digunakan juga untuk mengatur rasa, aroma dan tingkat
produksi alkohol, aktivitas proteolitik dan lipolitik
serta penghambat organisme yang tidak diinginkan (Rahma, 2009).
Yoghurt juga dapat dibuat
dari santan kelapa, yaitu yang disebut dengan "miyoghurt". Prinsip
pembuatan yoghurt adalah fermentasi susu dengan menggunakan bakteri Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Kedua macam bakteri
tersebut akan menguraikan laktosa (gula ásusu) menjadi asam laktat dan berbagai
komponen aroma dan citarasa. Lactobacillus bulgaricus lebih berperan
pada pembentukan aroma, sedangkan Streptococcus thermophilus lebih
berperan pada pembentukan citarasa yoghurt. Yoghurt yang baik mempunyai total
asam laktat sekitar 0,85-0,95%. Sedangkan derajat keasaman (pH) yang sebaiknya
dicapai oleh yoghurt adalah sekitar 4,5 (Shurtleff, 2007).
Cara yang paling sederhana untuk pembuatan
yogurt, bahan yang diperlukan hanyalah susu dan bibit yogurt, serta peralatan
dapur sederhana seperti panci dan sendok. Segala macam jenis susu dapat
digunakan untuk pembuatan yogurt, mulai dari susu sapi dan kambing, kuda dan
unta, susu nabati dari kedelai, kecipir, almond, kacang tanah, santan, dan
sebagainya. Variasi susu yang digunakan dapat berupa susu segar, susu cair
dalam botol/karton, susu krim, susu skim, atau susu bubuk yang telah dicampur
kembali dengan air. Meski demikian, sebaiknya tidak menggunakan susu kental
manis karena terlalu banyak mengandung gula. Juga perlu diperhatikan bahwa ada
produk susu cair dan bubuk yang mengandung pengawet, sehingga menghambat
pertumbuhan bakteri yogurt (Shurtleff, 2007).
Pembuatan yogurt memerlukan suhu fermentasi
yang kurang lebih konstan. Karena
suhu ruangan tempat menyimpan yogurt lebih dingin (25°C) dibandingkan suhu
fermentasi yang seharusnya (40–44°C), maka susu akan menjadi dingin. Suhu
konstan dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti alat pembuat yogurt
listrik, menggunakan bola lampu dan kotak kardus atau menggunakan baskom dan
air hangat
(Shurtleff,2007).
Cara yang paling praktis adalah yang
pertama, karena di dalam alat tersebut terdapat pengukur suhu dan pemanas
otomatis untuk menjaga suhu. Apabila tidak ada alat pembuat yogurt, dapat
digunakan cara yang kedua yaitu menggunakan bola lampu dan kotak kardus. Tempat
yang berisi susu hangat yang telah diberi bibit yogurt dimasukkan ke dalam
kotak kardus. Kemudian digantung sebuah bola lampu 60 watt di dekat wadah untuk
menghangatkan susu.Suhu di dalam kotak kardus harus selalu diperiksa dengan
termometer. Suhoptimum harus berada sekitar 42–45°C, yaitu 1–2°C lebih tinggi
dari suhu fermentasi. Jika terlalu panas atau dingin, letak bola lampu dapat
diatur (atau diganti ukuran wattnya). Jika cara pertama dan kedua tidak
memungkinkan, dapat digunakan air penghangat. Susu hangat yang telah diberi
bibit diletakkan dalam panci logam. Panci dimasukkan ke baskom atau ember yang
lebih besar. Kemudian air hangat (42–45°C) dituangkan di sekeliling panci
hingga mencapai tepian (shurtleff,2007).
Air
yang digunakan dijaga jangan sampai masuk ke susu. Sekitar setengah jam sekali,
air yang telah dingin dihangatkan kembali dengan menambahkan sedikit air panas.
Suhu air selalu diukur dan diatur agar berkisar 42–45°C kembali. Kegiatan ini
selalu diulangi dengan jangka waktu setengah jam kemudian hingga yogurt jadi.
Penggunaan bibit serbuk diperlukan untuk memulai (starter) jika tidak tersedia
yogurt jadi. Selanjutnya untuk beberapa kali pembuatan, dapat mengambil bibit
dari yogurt hasil sebelumnya. Saat kualitas yogurt mulai menurun barulah
kembali menggunakan bibit serbuk. Yogurt menggumpal disebabkan selain butiran
lemak dan air, susu juga terdiri dari bola-bola protein kecil yang disebut
misel. Letaknya berjarakan satu dengan yang lain. Jika suasana susu tidak asam,
bertabrakan pun misel-misel ini berpantulan dan memisah kembali. Tapi saat susu
menjadi asam oleh asam laktat dari bakteri yogurt, misel seolah-olah lengket
dan ketika bertabrakan terbentuklah jaring-jaring yang memerangkap air (Belitz, 1987).
Dalam pengamatan, susu Nampak
menggumpal.Secara umum ada dua jenis yogurt yang bisa dibuat yaitu setengah
padat dan cair. Yogurt setengah padat bentuknya seperti tahu dan tidak diaduk.
Untuk pembuatan yogurt setengah padat ini dibutuhkan susu yang kental, yang
kandungan padatannya banyak, biasanya dengan menambahkan sejumlah susu skim
padat ke dalam susu murni atau dengan membiarkan sebagian air dari susu menguap
saat dipanaskan. Sedangkan yogurt cair, bentuknya encer dan dapat diminum
karena kandungan padatan susunya lebih rendah. Malah yogurt cair ini dapat
lebih encer dibandingkan susu murni Yoghurt
adalah minuman sehat yang terbuat dari fermentasi susu sapi. Istilah yoghurt
berasal dari bahasa Turki, yang berarti susu asam. Yoghurt diartikan sebagai
bahan makanan yang berasal dari susu sapi dengan bentuk menyerupai bubur atau
es krim yang rasanya asam. Yoghurt dibuat melalui proses fermentasi menggunakan
campuran bakteri Lactobacillus bulgaricus
dan Streptococcus thermophillus, yang
dapat menguraikan gula susu (laktosa) menjadi asam laktat. Adanya asam laktat
inilah yang menyebabkan yoghurt berasa asam. Aroma yang spesifik dari yoghurt
terdiri dari komponen komponen karbonil dengan diacetil dan acetaldehid yang
dominan (Belitz, 1987).
Pada pembuatan yoghurt dilakukan
proses fermentasi dengan memanfaatkan bakteri asam laktat misalnya dari golongan
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcuc thermophilus. Streptococcus thermophilus berkembang
biak lebih cepat dan menghasilkan baik asam maupun CO2. Asam dan CO2
yang dihasilkan tersebut kemudian merangsang pertumbuhan dari Lactobacillus bulgaricus. Di sisi lain,
aktivitas proteolitik dari Lactobacillus
bulgaricus memproduksi peptida penstimulasi dan asam amino untuk dapat
dipakai oleh Sreptococcus thermophilus.
Mikroorganisme ini sepenuhnya bertanggung jawab atas pembentukan tekstur dan
rasa yoghurt (Goff, 2003). Lactobacilis bulgaricus adalah bakteri grampositif berbentuk batang
dan tidak membentk endospora. Dalam susu, Lactobacilis
bulgaricus akan mengubah laktosa menjadi asam laktat. Bakteri ini bersifat
termodurik dan homofermentatif, dengan suhu optimum untuk pertumbuhannya
sekitar 450 C. Kondisi optimum untuk pertumbuhannya adalah sekitar asam atau
sekitar pH 5,5 (Belitz,
1987).
Bakteri Streptococcus
thermophilus adalah bakteri grampositif berbentuk bulat, sering
pertumbuhannya berbentuk rantai. Bakteri ini dapat diklasifikasikan sebagai
bakteri homofermentatif dan termodurik dengan pH optimum untuk pertumbuhannya
sekitar 6,5 (Heleferich,1980). Bakteri ini
mempunyai suhu optimum untuk pertumbuhan-nya dan menyukai suasana agak asam (pH
5,5). Suhu optimum bagi pertumbuahan Streptococcus thermophilus adalah 37°C dan L.bulgaricus 45°C.
Jika kedua bakteri itu diinokulasi pada suhu 45°C (pH 6,6-6,8), S.thermophilus mula-mula
tumbuh Iebih baik dan setelah pH menurun karena dihasilkan asam laktat,
maka L.bulgaricus akan tumbuh Iebih baik. Sebanyak 0,5 persen
dari 5 persen Iaktosa yang ada dalam susu, digunakan oleh kultur untuk
pertumbuhannya dan sisanya diubah menjadi asal laktat. Akumulasi asam laktat
menyebabkan penurunan pH atau menaikkan keasaman susu
(Belitz, 1987).
Bahan
baku susu untuk yoghurt dapat digunakan susu penuh, susu skim, susu rendah
lemak atau dengan penambahan lemak. Bahan baku harus memenuhi persyaraktan
berikut: jumlah bakteri rendah, tidak mengandung antibiotik, tidak mengandung
bahan-bahan sanitiser, bukan colostrum, tidak terdapat penyimpangan bau dan
tidak terdapat kontaminasi bakteri ophage (Hidayat,2006).
Bahan-bahan lain yang bisa
ditambahkan antara lain adalah bahan untuk meningkatkan padatan, bahan pemanis
dan stabiliser. Untuk menigkatkan kepadatan dapat digunakan susu skim. Protein
yang terdapat dalam susu skim adalah kasein, sehingga susu skim yang ditambahkan
sebanyak 15% semakin tinggi. Kasein merupakan protein amfoterik yang mempunyai
sifat asam maupun basa, tetapi biasanya menpunyai sifat asam. Bakteri memecah
protein dengan menghasilkan energi dalam jumlah kecil, tetapi nitrogen dari
hasil pemecahan tersebut digunakan untuk membangun protoplasma didalam sel,
sedangkan energi yang dibutuhkan untuk sintesis tersebut terutama diperoleh dari
hasil pemecahan karbohidrat (Triyono, 2010).
Proses
pembuatan yoghurt sendiri santan, susu
skim, dan gula pasir dipasteurisasi dengan cara memanaskannya hingga suhu 70oC
sambil diaduk pada penangas air. Setelah suhu pasteurisasi dicapai, suhu
dipertahankan selama 30 menit tanpa pengadukan. Santan kelapa didinginkan
sampai suhu 45oC dengan cara direndam dalam air yang ditambahkan es
batu. Kemudian santan dituang ke dalam gelas plastik, ditambah karagenan
sebanyak 0,1%, dan diinokulasi starter Streptococcus thermophillus dan
Lactobacillus bulgaricus sebanyak 2% dari total campuran dengan perbandingan
sesuai dengan perlakuan. Selanjutnya, santan yang telah diinokulasi starter
diinkubasi pada suhu 43oC selama 5 jam. Kemudian niyoghurt disimpan dalam
lemari pendingin pada suhu 4oC. Semakin lama penyimpanan
berarti semakin memberi kesempatan bagi bakteri asam laktat untuk mengubah laktosa menjadi asam
laktat, sehingga ion hidrogen bebas dalam susu fermentasi akan meningkat.Meningkatnya jumlah asam laktatini
dapat menurunkan pH karena semakin banyaknya konsentrasi ion H+(Yunita, 2011).
Jenis-jenis yoghurt yang
ada di pasaran menurut (Yunita, 2011) yaitu:
1. Yoghurt pasteriusasi, yaitu yoghurt yang
setelah masa inkubasi selesai di pasteriusasi untuk mematikan bakteri dan
memperpanjang umur simpannya.
2. Yoghurt beku, yaitu yoghurt yang di simpan
dalam suhu beku.
3. Dietetuc yoghurt, yaitu yoghurt rendah kalori,
rendah laktosa, atau yang di tambah vitamin dan protein.
4. Yoghurt konsetrat, yaitu yoghurt dengan total
padatan sekitar 24%
Susu fermentasi mempunyai beberapa kelemahan, yaitu bahan baku harus bebas antibiotika atau
residu-residu penghambat lain karena dapat menghambat perkembangan starter.
Perkembangan starter yang terhambat dapat menyebabkan perkembangan keasaman dan
aroma yang jelek. Kondisi pemeraman harus benar-benar diperhatikan karena
kondisi yang kurang baik dapat mempengaruhi perkembangan starter dan cacatnya
produk. Kondisi keasaman dapat memberikan kondisi yang baik bagi perkembangan
bakteri yang menghasilkan gas dengan cepat dan aroma tidak enak. Pemecahan masalah
ini adalah waktu penyimpanan dan suhu rendah harus dilakukan secepatnya setelah
proses fermentasi dengan tujuan untuk menghentikan proses fermentasi yaitu pada
suhu 4°C. Pada suhu tersebut susu fermentasi dapat disimpan sampai 2 minggu,
tetapi derajat keasaman akan naik sehingga flavornya akan berubah. Pada suhu
5°C susu fermentasi dapat disimpan sampai 10 hari, sedangkan pada suhu 10°C
dapat bertahan selama 3 hari (Gianti, 2011).
Yoghurt
merupakan pangan fungsional yang banyak dikonsumsi masyarakat karena rasanya
yang nikmat, kandungan gizinya yang baik, serta sebagai sumber probiotik. Yoghurt juga terbukti memiliki
manfaat dalam mengatasi gangguan saluran cerna dan
mencegah
kanker. Yoghurt merupakan sumber vitamin dan
mineral yang baik bagi tubuh.
Susu sapi
yang difermentasi terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi
dibandingkan susu murni.
Hasil
penelitian di China membuktikan bahwa bakteri
Lactobacillus dalam yoghurt memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi,
sehingga dapat memberikan manfaat dengan menyediakan antioksidan alami yang
aman dan efektif bagi konsumennya (Samichah,2014).
BAB
III
METODELOGI
3.1 Waktu
dan Tempat
Percobaan
mikrobiologi tentang pemanfaatan mikroba untuk produk makana ini dilaksanakan pada hari Rabu, Tanggal 20 Mei 2015 pukul 13.00–selesai.
Percobaan ini dilaksanakan di rumah salah satu praktikan (Tuti Nurjanah).
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam pemanfaatan mikroba untuk produk
makanan adalah, Blender, Baskom, Kompor, Panci kecil, Saringan dan Sendok
sebagai pengaduk.
3.2.2
Bahan
Adapun Bahan-bahan yang digunakan adalah Air, Starter (Biokul plain, Calpico Original,
Fruit, Yoghurt, Yakult), Nanas,
Susu bubuk Dancow dan susu Ultra cair Full Cream,
3.3
Cara
Kerja
3.3.1
|
Dikupas dua buah
nanas, dipotong kecil, ditambahkan air,diblender dan disaring, diambil
airnya sebanyak 500 ml.
|
|
Disiapkan alat dan
bahan
|
|
Dimasak air nanas
hingga mendidih, didinginkan sampai hangat kuku (400C).
|
|
Dimasukan susu
bubuk Dancow kedalam susu cair Full cream sebanyak 150 ml, dipanaskan
sambil diaduk jangan sampai mendidih.
|
|
Tabel
bersambung
|
|
Didinginkann susu
tersebut hingga suhu 400C kemudian dimasukan Starter (Biokul
plain, Calpico Original, Fruit, Yoghurt, Yakult), diaduk sampai homogen.
|
|
Dicampur semua
bahan menjadi satu, dimasukan kedalam wadah (toples) yang bersih, diaduk
rata.
|
|
Ditutup toples dengan
rapat, kemudian dibungkus dengan kain/handuk agar suhu lingkungan toples
merata.
|
|
Disimpan pada suhu
ruangan selama 1-12 jam, kemudian dimasukan kedalam kulkas.
|
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Uji Organoleptik
|
No
|
Nama Panelis
|
Kode
|
Hasil Uji Organoleptik
|
||||||||||||||||||||
|
Warna
|
Aroma
|
Rasa
|
Kekentalan
|
||||||||||||||||||||
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||||
|
1
|
Julia
Ningsih
|
1
|
3
|
3
|
4
|
3
|
4
|
3
|
4
|
3
|
2
|
4
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
|
|
2
|
Herditiya
|
2
|
3
|
4
|
4
|
3
|
5
|
4
|
4
|
3
|
4
|
4
|
4
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
|
|
3
|
Sri
dahlina
|
3
|
3
|
3
|
4
|
2
|
4
|
3
|
2
|
2
|
2
|
3
|
3
|
4
|
2
|
3
|
4
|
4
|
3
|
2
|
2
|
4
|
|
|
4
|
Karlina
|
4
|
3
|
4
|
4
|
4
|
4
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
|
5
|
Wiji
tri utami
|
5
|
3
|
3
|
3
|
2
|
2
|
4
|
4
|
4
|
2
|
2
|
4
|
2
|
2
|
3
|
3
|
4
|
2
|
4
|
2
|
2
|
|
|
6
|
Septian
triadi syahputra
|
6
|
3
|
3
|
4
|
3
|
4
|
3
|
2
|
3
|
3
|
4
|
4
|
3
|
3
|
2
|
3
|
3
|
3
|
4
|
2
|
4
|
|
|
7
|
Wari
|
7
|
3
|
3
|
2
|
4
|
4
|
3
|
2
|
3
|
3
|
3
|
3
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
2
|
2
|
2
|
3
|
|
|
8
|
Fatimah
|
8
|
3
|
3
|
4
|
2
|
4
|
2
|
2
|
4
|
2
|
4
|
4
|
2
|
4
|
3
|
4
|
2
|
3
|
4
|
2
|
3
|
|
|
9
|
Kardianus
Romario
|
9
|
3
|
3
|
4
|
2
|
4
|
4
|
3
|
4
|
2
|
4
|
3
|
3
|
3
|
4
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
|
|
10
|
Nurmala
|
10
|
3
|
4
|
4
|
2
|
4
|
3
|
2
|
4
|
2
|
5
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
3
|
3
|
1
|
3
|
|
|
11
|
Rimalastari
|
11
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3
|
3
|
4
|
3
|
3
|
2
|
3
|
2
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4
|
|
|
12
|
Nurhafizah
|
12
|
3
|
4
|
5
|
2
|
5
|
5
|
5
|
5
|
2
|
5
|
4
|
4
|
4
|
2
|
3
|
5
|
4
|
4
|
2
|
4
|
|
|
13
|
Kamilah
|
13
|
3
|
4
|
4
|
4
|
5
|
4
|
4
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3
|
2
|
2
|
3
|
3
|
3
|
|
|
14
|
Indra
wahyudi
|
14
|
3
|
4
|
4
|
2
|
4
|
4
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3
|
3
|
2
|
3
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3
|
|
|
15
|
Atika
tri putri
|
15
|
3
|
5
|
3
|
2
|
4
|
2
|
3
|
4
|
2
|
4
|
3
|
2
|
2
|
2
|
2
|
4
|
2
|
3
|
2
|
3
|
|
|
16
|
Helda
Fitriani
|
16
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
2
|
4
|
2
|
2
|
3
|
3
|
2
|
2
|
3
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
3
|
|
|
17
|
Mar'atul
mufiidah
|
17
|
3
|
2
|
4
|
3
|
3
|
4
|
2
|
3
|
3
|
4
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
|
|
18
|
Syf.Vika
safitri
|
18
|
3
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
|
|
19
|
Sari
asparina
|
19
|
3
|
3
|
3
|
4
|
3
|
2
|
2
|
4
|
3
|
4
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
|
|
20
|
Ratti
asyifa
|
20
|
3
|
5
|
5
|
5
|
5
|
2
|
4
|
4
|
3
|
4
|
2
|
2
|
5
|
2
|
4
|
4
|
4
|
5
|
4
|
4
|
|
|
21
|
yayan.n
|
21
|
3
|
4
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
1
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
|
|
22
|
Ranti
|
22
|
3
|
5
|
5
|
3
|
5
|
4
|
5
|
5
|
4
|
4
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
4
|
3
|
4
|
3
|
4
|
|
|
23
|
Rena
amelia
|
23
|
3
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4
|
3
|
4
|
4
|
4
|
4
|
3
|
3
|
|
|
24
|
Lina
herlina
|
24
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
2
|
4
|
2
|
2
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
|
|
25
|
Anjar
sari
|
25
|
3
|
4
|
5
|
3
|
4
|
4
|
4
|
5
|
2
|
5
|
3
|
4
|
4
|
2
|
4
|
4
|
4
|
4
|
2
|
4
|
|
|
26
|
Firiani
|
26
|
3
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
3
|
3
|
2
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
|
|
27
|
Rini
wulandari
|
27
|
3
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
2
|
3
|
2
|
2
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
|
|
28
|
Endang
hartati
|
28
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
2
|
3
|
4
|
2
|
3
|
3
|
4
|
4
|
2
|
4
|
4
|
4
|
4
|
3
|
4
|
|
|
29
|
Saidah
jambak
|
29
|
3
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
3
|
3
|
2
|
3
|
3
|
3
|
4
|
2
|
3
|
3
|
4
|
3
|
2
|
3
|
|
|
30
|
Daniel
vikri
|
30
|
3
|
4
|
4
|
4
|
4
|
5
|
5
|
5
|
2
|
5
|
2
|
2
|
3
|
3
|
2
|
3
|
2
|
2
|
2
|
4
|
|
|
Jumlah
|
90
|
103
|
109
|
87
|
111
|
96
|
96
|
108
|
78
|
108
|
88
|
79
|
89
|
75
|
83
|
93
|
86
|
93
|
74
|
95
|
|||
|
Rata-Rata Kesukaan
|
3
|
3.4
|
3.6
|
2.9
|
3.7
|
3.2
|
3.2
|
3.6
|
2.6
|
3.6
|
2.9
|
2.6
|
3
|
2.5
|
2.8
|
3.1
|
2.9
|
3.1
|
2.5
|
3.2
|
|||
4.2 Pembahasan
Percobaan yang dilakukan kali ini yaitu
tentang pemanfaatan mikroba untuk produk makanan. Pada percobaan ini
praktikan mencoba membuat produk makanan
yang melibatkan mikroba di dalam proses tersebut. Percobaan yang praktikan lakukan ini menggunakan bahan olahan dari susu yaitu
yoghurt. Dalam percobaan ini praktikan menggunakan bahan yang sudah jadi
sehingga praktikan hanya menambahkan starter dan tambahan sari buah- buahan
seperti nanas. Starter yang digunakan dalam percobaan ini ada lima sampel
diantaranya sampel 1 menggunakan yoghurt dalam kemasan kotak yang digunakan
sebagai minuman untuk diet. Pada sampel dua
praktikan menggunakan fruit yoghurt yaitu yoghurt yang ditambah dengan gula dan buah – buah
yang dipotong kecil – kecil atau sari buah seperti nanas, mangga, pisang ,
papaya dan lain- lain.
Starter pada sampel ketiga praktikan
menggunakan starter yakult. Yakult merupakan plain ( natural ) yoghurt yaitu
yoghurt yang tanpa penambahan gula mau pun sari buah- buahan. Pada sampel empat
praktikan menggunakan starter bio kul yaitu minuman dengan natural ( plain)
yoghurt. Sama halnya dengan sampel tiga. Dan sampel yang terakhir atau sampel 5
adalah calpico original. Calpico merupakan susu fermentasi, sehingga rasanya
sedikit asam dan merupakan minuman susu yang berbeda dari minuman susu
lainnya.
Berdasarkan tabel pengamatan dari keseluruhan pinalis yang berjumlah 45
orang jumlah keseluruhan yang memiliki nilai tertinggi dari sampel 1 – sampel 5 untuk warna adalah sampel kelompok empat yaitu dengan
jumlah nilai 170. Sedangkan jumlah nilai untuk warna yang terendah adalah sampel kedua dengan
jumlah nilai 159. Pada tabel yang di beri warna hijau yaitu tabel untuk aroma
dari sampel 1- 5, sampel yang menurut pinalis aromanya enak adalah sampel empat
dengan jumlah nilai 163 dan jumlah nilai dengan aroma yang cukup disenangi
adalah sampel tiga dengan jumlah nilai 135. Pada tabel yang diberi warna kuning yaitu tabel dengan kategori untuk penilaian rasa. Pada tabel ini jumlah
nilai tertinggi adalah sampel keempat dengan jumlah nilai 132 dan
untuk jumlah nilai yang terendah sampel kedua. Pada tabel yang di beri warna
hijau adalah tabel dengan kategori untuk kekentalan . pada tabel ini kekentalan
yang banyak disukai adalah sampel kelompok 4 karena dapat dilihat dari tabel
tersebut bahwa jumlah nilai paling tinggi dengan nilai 143 dan untuk jumlai nilai yang rendah
adalah sampel kedua dengan nilai 129.
Berdasarkan tabel pengamatan dari warna, aroma,
kekentalan dan rasa yang paling disukai adalah sampel 4. Sampel 4 menggunakan
starter dari bio kul. Bio kul merupakan
yoghurt plain, yoghurt plain adalah
yoghurt tanpa adanya penambahan
gula. Sedangkan yang kurang disukai adalah sampel 2 yang merupakan
fruit yoghurt. Fruit yoghurt adalah yoghurt
yang ditambah dengan gula dan
sari buah- buahan. Pada percobaan ini praktikan membuat fruit yoghurt sehingga yoghurt yang sudah
jadi dibuat dan di tambahkan dengan sari nanas , sehingga pada sampel dua
karena youghurt yang digunakan adalah
fruit youghrt dan ketika pada pembuatan yoghurt nanas baik rasa, warna, aroma maupun
kekentalan menjadi kurang disukai.
Sebenarnya dari sampel – sampel tersebut yang paling disukai selain Bio kul adalah sampel dari yakult , tetapi
karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi
sehingga menyebabkan yoghurt nanas dari starter yakult menjadi sampel
yang kurang disukai juga. Dari sampel dua dan sampel tiga merupakan yoghurt
flavor. Faktor – faktor yang mempengaruhi
saat pembuatan yoghurt adalah proses penyimpanannnya, wadah yang
digunakan harus bersih, temperature,
nutrisi, kadar glukosa dan lain- lain.
Menurut Dwi Yunita (2011)penyimpanan yang
dilakukan terhadap yoghurt dapat menyebabkan perubahan mutu menjadi lebih
diinginkan karena kompleks flavor telah terbentuk. Sebaliknya penyimpanan juga
dapat meyebabkan penurunan nutrisi sehingga menjadi tidak disukai karena
penyimpanan flavor.
Rasa asam pada yoghurt disebakan oleh bakteri yang
terdapat di dalam produk tersebut dari hasil fermentasi susu tersebut . Pada
pembuatan yoghurt melibatkan bakteri dari golongan Lactobacillus
bulgaricus dan Sterptococcuc thermophilus.
Sterptococcuc thermophilus. Berkembang biak lebih cepat dan menghasilkan
baik asam maupun CO2. Asam dan CO2 yang dihasilkan
tersebut kemudian merangsang pertumbuhan dari Lactobacillus bulgaricus . Aktivitas proteolitik dari Lactobacillus bulgaricus memproduksi peptide penstimulasi dan asam
amino untuk dapat dipakai oleh Sterptococcuc thermophilus. Mikroorganisme ini sepenuhnya bertanggung jawab atas pembentukan tekstur dan rasa
yoghurt.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kehidupan
sehari- hari pasti tidak lepas dengan makanan. Sekarang ini banyak produk
makanan yang melibatkan bakteri di dalamnya seperti produk olahan dari susu
baik itu susu sapi, kambing dan lain sebagainya. Produk – produk olahan dari
susu seperti pembuatan yoghurt, yakult, keju, mentega dan lain – lain pasti
melibatkan bakteri didalamnya. Dari percobaan pembuatan yoghurt yang telah
dilakukan ada beberapa starter yang
digunakan dalam pembuatan yoghurt. Starter yang
ditambahkan umumnya mengandung bakteri Streptococcus
thermophilus dan Lactobacillus
bulgaricus . Bakteri inilah yang menyebabkan yoghurt memiliki cita rasa
yang asam dan aroma yang khas dari yoghurt tersebut.
Percobaan yang praktikan lakukan kali
ini adalah membuat fruit yoghurt dengan cara :2 buah nanas
dipotong kecil – kecil dan diblender, kemudian dimaksukkan ke air hingga 500ml
dan disaring. Sari nanas dimasak hingga mendidih dan didinginkan hangat-hangat
kuku, sambil menunggu sari nanasnya dingin, susu bubuk full cream diambil
sebanyak 4 sendok dan dimasukkan ke dalam susu cair 250 ml, kemudian dimasak
dan sambil di aduk serta jangan sampai
mendidih (suhu sekitar 700C). Kemudian dinginkan hingga hangat-
hangat kuku dan campurkan starter yang digunakan , aduk rata. Kemudian
campurkan sari nanas, susu+ starter ,
dan sisa susu cair ke dalam wadah aduk rata, kemudian ditutup toples dan
dibungkus dengan kain agar kondisi lingkungan toples tetap hangat. Kemudian di
simpan pada suhu ruangan selama 1x24 jam .
5.2 Saran
Dalam melakukan percobaan praktikan
harus tetap berhati – hati dan teliti serta harus tetap septic agar hasil yang
di dapatkan bisa sesuai harapan .
DAFTAR PUSTAKA
Belitz, 1987. Mikrobiologi Farmasi.Makasar
: Jurusan Farmasi Unhas.Buckle, 1987. Ilmu Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia
Fardiaz, 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Gianti, 2011. Nilai pH, Keasaman, Citarasa, Dan Kesukaan Susu Fermentasi Dengan Penambahan Ekstrak Buah Nanas. Jurnal Aplikasi Tekhnologi Pangan. Vol. 3. No 1.
Hidayat 2006. Pembuatan Starter Program Studi Perikanan. Sumedang: Perikanan Dan Kelautan.
Purwitasari, 2009. Mikrobiologi Makanan. Yogyakarta: UPN Veteran.
Rahma, 2009. Mikrobiologi Dasar. Bandung: UIN SGD.
Reny, 2010. Analisa Mikroba Laboratorium. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Samichah, 2014. Pengaruh Natrium Bikarbonat Terhadap Kadar Vitamin C, Total Padatan Terlarut Dan Nilai Sensoris Dari Sari Buah Nanas Bekarbonasi. Jurnal Teknologi Pertanian.Vol 8. No.1.
Shurtleff, 2007. Bioteknologi Pangan. Jakarta: Rineka Cipta.
Triyono,
2010. Pengaruh Penambahan Karboksi Metil Selulosa (CMC)
Dan
Tingkat Kematangan Buah Nanas(Ananas
comosus (L) Merr.)
Terhadap Selai Nanas. Jurnal Teknologi Pertanian. Vol 6. No.
1.
Yunita,
2011. Pengaruh Tingkat Yogrut Dan Waktu Fermentasi Terhadap Kecernaan
Invitro Bahan Kering, Bahan Organik, Protein, Dan Serat Kasar Kulit
NanasBerfermentasi. Jurnal Teknologi
Pangan. Vol 38. No 3.
.
Langganan:
Komentar (Atom)